Friday 24 November 2017

Bobby, Kahiyang dan Rumah Kami

Beberapa bulan lalu, ketika almarhum Erwin Nasution, ayahanda Bobby Nasution, meninggal dunia, saya mendapatkan kabar, puteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu, ikut hadir melayat. Ketika itu, saya sudah bisa merasakan bahwa akan ada peristiwa besar terkait hubungan Bobby dan Kahiyang. Apalagi di Instagram, Kahiyang tak lagi malu-malu memamerkan foto-fotonya bersama seorang lelaki yang saya kenal bernama Bobby Nasution, putera Almarhum Erwin Nasution, seorang tokoh masyarakat di Sumut.

Sebenarnya, letak rumah Bobby dan rumah saya tak terlalu jauh. Jika ditarik garis lurus hanya berjarak tak lebih satu kilometer. Namun, perumahan tempat Bobby dan ayahandanya bermukim selama ini jelas berbeda dengan rumah kami, walaupun masih dalam satu areal komplek Taman Setia Budi Indah. Bobby menempati kawasan elit di dalam komplek kami yang diberi nama Bukit Hijau Residence (BHR).

Hiruk pikuk tentang pernikahan Bobby dan Kahiyang sudah terdengar sejak 3 bulan lalu. Hajatan pesta di Solo kemudian akan berlanjut ngunduh mantu di Medan. Di Mesjid Musabbihin, di komplek kami diumumkan kemungkinan Pak Jokowi akan menyempatkan diri meresmikan mesjid baru dan sholat. Saya girang sekali. Bobby membawa kebahagiaan bagi kami, atau minimal saya di komplek perumahan ini. Saya mengenal Bobby biasa saja. Kami pernah bertemu sekali dua kali dalam beberapa kesempatan. Namun, aura kegembiraan bahwa ia menikahi puteri presiden, menyebar kemana-mana.

Pasca pesta di Solo, persiapan ngunduh mantu di Medan dilaksanakan. Komplek kami mulai "di sweeping". Pasukan TNI hilir mudik memeriksa keadaan. Anggota Polri juga tak lupa berkoordinasi dengan banyak pihak. Saya bahkan sempat melihat Menko Maritim Luhut Panjaitan naik mobil golf melihat keadaan komplek.

Yang lebih mengasyikkan adalah melihat kesiapsiagaan Pemko Medan. Puluhan PKL di kawasan ringroad disapu bersih. Jalanan pintu masuk komplek ditambal aspal. Sampah-sampah dibersihkan. Saya tersenyum-senyum dalam hati. Lagi-lagi, saya harus bersyukur bahwa Bobby menikahi Kahiyang, membawa banyak kebaikan.

Puncaknya tentu akan bermuara di hari Jumat-Minggu, 24-26 November ini. Kawasan perumahan kami akan "diserbu" para tamu. Di grup WA warga komplek Setia Budi, diumumkan agar menghindari pintu keluar ringroad karena akan ditutup. Lapangan sepakbola di Blok SS yang selama ini ditumbuni belukar juga bersih. Rencananya akan jadi areal parkir. Sedangkan, tanah kosong di dekat sungai dan lapangan golf dibersihkan untuk dipasang tenda, tempat dimana Relawan Jokowi menggelar "Tenda Cinta".

Saya menyaksikan semua persiapan dengan hati senang. Walaupun tentu saja, kami akan sedikit direpotkan dengan ribuan mobil yang akan hadir dan parkir di halaman depan rumah kami. Ah, itu tentu tak sebanding dengan kebahagiaan bahwa ada seorang anak Medan yang mempersunting puteri Presiden RI. Tak bisa dipungkiri, anak saya, Caca juga selalu berteriak girang melihat barisan anggota TNI menggelar apel di tanah kosong tak jauh dari rumah kami. Dia merasa, kehadiran TNI sebagai hiburan, karena melihat barisan rapi dan disiplin. Saya berkali-kali menjelaskan bahwa Presiden Jokowi akan hadir tak jauh dari rumah kami. Dan saya berencana akan membawa Caca dan Dilla, berdiri di tepi jalan, menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Tentunya, untuk mengucapkan salam, walau dari jauh, atas kehadirannya di "rumah" kami.

24 November 2018
#BHR #Tasbih

No comments:

Post a Comment