Sunday 12 February 2017

Handuk Wangi Milikmu



Wangi sampo masih menguar dari kamar mandi. Saat kau usai membasuh diri. Aku terduduk di tepi ranjang. Menunggumu dengan telanjang. 

Dari kaca meja rias di pojok kamar. Kau melemparkan handuk wangi milikmu. Dengan senyum merangsang. Tanpa berkata-kata. 

Segenap kerakusan binatang menghampiriku. Kulihat senyum srigala terpantul kaca meja rias. Ada tanduk menyembul dibalik dahi. Aku menyerangmu ganas. 

Setelah itu, semua hitam. Gelap menjadi penanda. Dan samar sepasang cicak di dinding itu saling menindih. Cuma suara lirih terdengar. Hanya erangan hilang timbul.

Lalu setetes darah berceceran di sprei. Aku terkapar dengan nafas tertinggal. Tak bisa bersuara. Lalu handuk wangimu menghampiri dahiku. Mengelap peluh tanda letih.


Medan, 11 Februari 2017 

No comments:

Post a Comment