....Cause all of me. Loves all of you. Love your curves and all your edges. All your perfect imperfections......
Refrain lagu berjudul All of Me yang dinyanyikan John Legend ini begitu menyentuh. Dengarlah bagaimana nada mendayu-dayu itu seperti meratapi tentang perasaan seorang lelaki pada kekasihnya. Seorang lelaki yang siap menerima apapun tentang kekasihnya.
Lagu ini saya sejajarkan dengan lagu Christian Bautista, The Way You Look At Me. Sejatinya, memang ada paradoks antara All of Me dan The Way You Look At Me. All of Me lebih pada pengakuan seorang lelaki akan perasaannya pada kekasihnyam, sedangkan lagu pamungkas Christian lebih "pasrah" menyerahkan apapun pandangan kekasih pada lelakinya.
All of Me memang seperti lagu rintihan yang mengharapkan pengertian seorang kekasih, bagaimana seorang lelaki menjaga cintanya. Kandasnya cinta sang lelaki pada kekasihnya menjadikan ia bisa menerima apapun yang telah terjadi.
Pengakuan untuk memberikan sepenuhnya cinta kasih sang lelaki pada kekasihnya, menjadi ending lagu ini. Dengarkanlah lirik, "I give you all of me, and you give me all, all of you, oh....".
So romantic and inspiration. Bagi saya, begitulah cinta, ketika kau berikan cinta, mau dapatkanlah cinta itu kembali. Bahkan seorang Gibran pernah berkata bahwa cinta memang urusan jiwa.
"Cinta adalah keterpautan jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad"
Jakarta, 28 Januari 2015
No comments:
Post a Comment