Wednesday, 2 July 2014

Kisah Satu dan Dua Jari

Jelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (PPWP) 2014 ini, para penyelenggara pemilu wajib ekstra hati-hati. Pasalnya, saya pernah diprotes seorang teman ketika berkali-kali menunjuk dengan jari telunjuk ketika bicara dalam sebuah acara. "Hati-hati, nanti kamu disangka mendukung salah satu capres lho," demikian kata teman teserbut. Saya kemudian tersadar, satu jari yang mengungkapkan angka 1 dan dua jari bermakna angka dua menjadi sesuatu yang rawan pada pekan-pekan jelang Juli 2014 ini. Urusan satu atau dua jari ini bisa berabeh jika sampai disangka mendukung pasangan capres dan cawapres ini.

Di Medan, urusan pencitraan "jari" ini memang luar biasa. Seorang teman saya, yang pengurus partai membuat sebuah iklan luar ruang di Jln Gatot Subroto,. Medan. Iklan luar ruang dalam bentuk baleho itu sebenarnya biasa saja. Ia menyampaikan pesan pentingnya ber-KB (baca: Keluarga Berencana). Dengan tersenyum, ia mengacungkan dua jarinya seraya menyampaikan pesan, dua anak cukup. Saya iseng mencermati iklan itu beberapa kali ketika melewatinya. Ah, saya menangkap, teman saya itu punya maksud-maksud lain. Ia ingin mendukung capres yang didukung partainya. Caranya dengan menyamarkan maksud dengan menyampaikan pesan KB itu tentu bisa dibilang kreatif. Saya belum sempat menanyakan kebenaran hal ini pada yang bersangkutan, sampai saya menulis tulisan ini.

Cara lain yang kira-kira sama kreatifnya juga dilakukan pendukung capres lain. Ketika nongkrong di sebuah warung kopi di kawasan Jln Sudirman, Medan, saya menemukan botol kecap bermerek "Garuda Merah Nomor 1". Ah, saya tersenyum melihat botol kecap itu. PPWP 2014 ini ternyata sangat semarak. Semua orang bicara soal siapa yang mereka dukung. Semua bersemangat tak terkecuali anak-anak. Di Nias Selatan, saya menjumpai anak-anak sibuk mendukung salah satu capres ketika ada yang bertanya. Saya tersenyum saja. Dalam hati saya berdoa, semoga PPWP di Nias Selatan akan lebih baik ketimbang Pileg 2014. Pasalnya, persoalan pemilu di Nias Selatan, sudah menjadi persoalan nasional.

Sepekan jelang PPWP, saya merenungi bahwa siapapun yang terpilih nanti harus bisa menjadikan Indonesia lebih baik. Pesan saya, siapapun yang mau didukung atau dipilih harus tetap menyadarkan bahwa kita tetap Indonesia. Dan tentunya, ke-Indonesia-an itu yang dibutuhkan untuk membangun negeri ini lebih baik.

medan, 2 Juli 2014

No comments:

Post a Comment