Hari pertama di tahun 2014, saya merenung di Kantor Bawaslu Provinsi Sumut. Sambil menulis-nulis di laptop, saya memikirkan apa yang harus kami lakukan ditahun 2014. Saya mengurut-urut berbagai tahapan penting yang harus dilewati jajaran pengawas pemilu dalam kaitan tugasnya menjaga pemilu 2014. Panjang sekali daftarnya. Saya sampai kebingungan harus memulai darimana dan mengakhirinya dimana. Ada banyak tugas berat yang harus dijalani.
Setelah merenung cukup lama, saya kemudian menulis sebuah kata. Di selembar kertas yang ada di meja, saya menulis sebaris kata berbunyi. "Ayo Lebih Baik". Saya mencanangkan sebait kalimat itu sebagai resolusi diri saya dan (jika berkenan) menjadi resolusi jajaran pengawas pemilu di Sumut.
"Ayo Lebih Baik" tentu bukan hanya sebaris kalimat kosong. Memang gampang mengucapkannya. Tapi diperlukan lebih dari sekedar suara lantang atau bibir yang mengeras untuk membunyikannya. Ada komitmen dan kesadaran moral yang harus dibangun disana. Komitmen itu adalah bahwa saya dan jajaran pengawas pemilu di Sumut berjanji untuk bekerja dengan lebih sungguh-sungguh. Kendala waktu, tenaga, bahkan biaya, bukanlah hal yang patut dirisaukan. Saya tak akan pernah lupa, ketika tanggal 17 Juli 2013, saya dilantik dan diambil sumpah oleh DR Muhammad, Ketua Bawaslu RI. Kala itu, saya seperti dijatuhi beban berat di pundak. Berat sekali. Sumpah yang saya ucapkan tertatih-tatih saya pahat dalam hati. Saya ingin mengabdikan diri dan hidup saya bagi negeri ini, dengan menjadi pengawas pemilu. Itu komitmen saja.
Kesadaran moral tentunya, adalah bahwa saya punya moral obligation untuk melakukan pekerjaan sesuai peraturan yang ada. Saya tak boleh keluar sedikitpun dari rel yang sudah ada. Saya boleh saja dibenci siapapun, ketika melakukan pengawasan pemilu, tapi sepanjang itu beradar dalam koridor peraturan, saya harus tetap teguh.
Sepanjang 2014 ini, saya dan semua teman-teman pengawas pemilu akan mengalami masa-masa sulit sekaligus bersejarah dalam hidup. Suatu saat, saya akan bisa bercerita pada anak dan cucu saya, bagaiman saya dulu ikut berjuang membangun demokrasi dan pemilu di negeri ini. Agar, mereka bisa hidup lebih baik, dan bangga para leluhurnya sudah membangun negeri ini dengan setulus hati.
Medan, 1 Januari 2014
Setelah merenung cukup lama, saya kemudian menulis sebuah kata. Di selembar kertas yang ada di meja, saya menulis sebaris kata berbunyi. "Ayo Lebih Baik". Saya mencanangkan sebait kalimat itu sebagai resolusi diri saya dan (jika berkenan) menjadi resolusi jajaran pengawas pemilu di Sumut.
"Ayo Lebih Baik" tentu bukan hanya sebaris kalimat kosong. Memang gampang mengucapkannya. Tapi diperlukan lebih dari sekedar suara lantang atau bibir yang mengeras untuk membunyikannya. Ada komitmen dan kesadaran moral yang harus dibangun disana. Komitmen itu adalah bahwa saya dan jajaran pengawas pemilu di Sumut berjanji untuk bekerja dengan lebih sungguh-sungguh. Kendala waktu, tenaga, bahkan biaya, bukanlah hal yang patut dirisaukan. Saya tak akan pernah lupa, ketika tanggal 17 Juli 2013, saya dilantik dan diambil sumpah oleh DR Muhammad, Ketua Bawaslu RI. Kala itu, saya seperti dijatuhi beban berat di pundak. Berat sekali. Sumpah yang saya ucapkan tertatih-tatih saya pahat dalam hati. Saya ingin mengabdikan diri dan hidup saya bagi negeri ini, dengan menjadi pengawas pemilu. Itu komitmen saja.
Kesadaran moral tentunya, adalah bahwa saya punya moral obligation untuk melakukan pekerjaan sesuai peraturan yang ada. Saya tak boleh keluar sedikitpun dari rel yang sudah ada. Saya boleh saja dibenci siapapun, ketika melakukan pengawasan pemilu, tapi sepanjang itu beradar dalam koridor peraturan, saya harus tetap teguh.
Sepanjang 2014 ini, saya dan semua teman-teman pengawas pemilu akan mengalami masa-masa sulit sekaligus bersejarah dalam hidup. Suatu saat, saya akan bisa bercerita pada anak dan cucu saya, bagaiman saya dulu ikut berjuang membangun demokrasi dan pemilu di negeri ini. Agar, mereka bisa hidup lebih baik, dan bangga para leluhurnya sudah membangun negeri ini dengan setulus hati.
Medan, 1 Januari 2014
No comments:
Post a Comment