Saturday, 9 November 2013

Lagu Indonesia Raya

Menyanyikan lagu Indonesia Raya mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi kita. Dulu ketika sekolah, setiap upacara bendera pada hari Senin, kita akan sering menyanyikan lagu kebangsaan itu. Tak terhitung mungkin berapa kali kita sudah menyanyikan lagu tersebut, karena sudah semacam jadi kebiasaan. 

Bagi saya menyanyikan lagu Indonesia Raya, saat ini, menjadi sangat istimewa. Kalau biasanya saya menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan perasaan campur aduk, kini perasaan itu berubah. Saya merasakan sensasi lain ketika menyanyikan dan ikut menghayati lagu tersebut.

Sejak dilantik sebagai pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumut, saya memang beberapa kali mengikuti acara yang selalu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Maklumlah, sebagai lembaga pemerintah, Bawaslu Provinsi Sumut, harus mengikuti aturan-aturan resmi seremoni dalam setiap kegiatannya.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya dihadapan banyak orang, sambil berdiri tentunya, kini menjadi sesuatu yang sangat dalam bagi saya. Saya merasakan bahwa menyanyikan lagu Indonesia Raya, bukan sekedar menyanyikan bait demi bait lagu kebangsaan itu, namun juga harus ikut menghayatinya. Lagu kebangsaan Indonesia Raya tentu bukanlah sembarang lagu. Syair-syairnya penuh makna akan janji setiap individu bangsa Indonesia untuk mencintai negerinya.

Dengarlah selirik lagu Indonesia Raya yang menyentuh itu, "Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku. Disanalah, Aku Berdiri Jadi Pandu Ibuku." Lagu besutan Wage Rudolf Supratman ini mau tak mau harus menjadi bagian dari janji kita pada negeri ini. Indonesia, sebagai negara tempat saya dilahirkan, dibesarkan dan mengabdi, tentu harus dijaga dengan sepenuh hati. Karena itu, setiap menyanyikan lagu Indonesia Raya, saya berjanji, untuk mewakafkan seluruh hidup saya bagi negeri ini. Menjaganya agar tetap tegak, walau banyak rintangan menghalangi. Saya berjanji, akan terus menjadi orang Indonesia demi Indonesia Raya.

No comments:

Post a Comment