Sunday, 29 September 2013

Replay, Andai Hidup Bisa Diputar


Pekan lalu, saya menyambangi TB Gramedia Medan di Jalan Gajah Mada Medan. Sebenarnya niat ke Gramedia cuma untuk menemani sekaligus memotivasi anak saya, Alief untuk bisa dekat dengan buku. 

Maka jadilah, minggu sore pekan lalu kami berdua menyambangi toko buku terbesar itu. Setelah menemani Alief memilih-milih buku, saya kemdian juga asyik dalam timbunan buku-buku yang sukai. Tentu saja, selain menengok buku-buku bidang Ilmu Komunikasi, saya kemudian mampir di rak buku fiksi. Tak ketinggalan saya juga sempat melirik sederetan buku-buku baru. Seingat saya, ada buku Wisnu Nugroho yang bercerita soal Pak Beye dan Istananya. 

Buku, Wisnu saya lihat sudah masuk ke edisi kedua dari tetralogi yang direncanakannya. Saya sama sekali tak berniat membeli buku Wisnu, pasalnya, kalau cuma untuk membaca tulisan-tulisan Wisnu saya cukup membuka blognya di Kompasiana. Saya kemudian berkutat dengan begitu banyak buku. Memilih-milih buku bukanlah urusan gampang buat saya. Saya sangat selektif memilih jenis novel yang saya baca. Terus terang saya suka novel dengan genre suspen dan thriller. Ataua jika lebih spesifik soal spy dan time machine. Setelah membolak-balik rak buku di jejeran fiksi, saya kemudian menemukan sebuah buku menarik. 

Sebuah novel yang ketika mata saya menatap sampulnya ada getaran halus. “Ini dia novel yang saya cari,” kata saya dalam hati. Membaca judulnya dan tiga baris kalimat yang ditulis di sampul depannya, jantung saya langsung berdegup untuk segera memboyong buku itu pulang ke rumah. Membacanya sampai habis! Benar saja, dugaan saya terhadap novel berjudul Replay karya Ken Grimwood tidak salah. Novel itu sangat cerdas dalam bertutur. Menelusuri cerita dalam novel Replay, saya kemudian teringat film Back to The Future seri I hingga III yang dibintangi Michael J Fox. Sebuah film tentang perjalanan waktu (time travelling). 

Buat kalian yang penasaran ini, saya tulisakan sedikit resume tentang isi novel Replay itu: Replay adalah cerita seorang jurnalis radio berusia 43 tahun bernama Jeff Winston. Suatu pagi di tahun 1988, ia meninggal karena serangan jantung. Jeff tiba-tiba terbangun kembali pada tahun 1963 dalam tubuhnya yang berusia 18 tahun. Ketika itu ia masih menjadi mahasiswa di Atlanta’s Emory University. Cerita kemudian mengalir dimana Jeff kemudian mulai menghidupkan kembali hidupnya dengan kenangan utuh dari pengalamannya selama 25 tahun ke depan. Jeff kemudian memenangkan berbagai taruhan dalam pacuan kuda karena sudah bisa menebak siapa pemenangnya. Ia juga memanfaatkan ingatannya untuk membeli saham-saham terbaik di bursa saham dan segera setelah itu dia menjadi kaya raya. Jeff berusaha keras untuk menjaga jantungnya. Dia masih ingat bagaimana pada tahun 1988 ia meninggal akibat serangan jantung. 

Maka itu, disela-sela kesibukannya dia terus memberikan perhatian pada kesehatannya. Namun malang, ketika Jeff pada kehidupan keduanya sampai kembali di tahun 1988, ia kembali meninggal. Namun segera setelah itu dia kembali ke tahun 1963 di tubuhnya yang masih menjadi mahasiswa. Hal ini terjadi berulang-ulang dengan berbagai aktivitas dalam setiap siklus. Jeff segera menyadari bahwa ia tidak dapat mencegah kematian pada tahun 1988, namun ia dapat mengubah peristiwa yang terjadi sebelum itu, baik untuk dia, dan bagi orang lain. Cerita apik yang dituangkan Ken Greenwood dalam Replay diganjar beberapa penghargaan. pada tahun 1988, novel ini memenangkan World Fantasy Award dan Arthur C. Clarke Award .Novel ini juga telah mendapatkan tempat sebagai buku dalam kelompok fantasi moderen dan masuk dalam jajaran The Hundred Best Novel pada tahun 1988. Replay juga masuk dalam Locus Reader’s Poll sebagai Best Science Fiction Novel di tahun yang sama. Pada tahun 1993, Replay mendapat penghargaan Aurel Guillemette The Best Science Fiction. 

Nah, penasaran gak membaca bukunya? Rasakan, kita akan ikut melompat-lompat dari satu masa ke masa yang lain bersama Jeff Winston. 

aulia andri, 14/10/2010

No comments:

Post a Comment