Monday 9 November 2015

Ayo Berbeda

Perbedaan-Dalam sebuah diskusi pagi dengan seorang sahabat, kami berkesimpulan pentingnya faktor pembeda atau lazim disebut ciri khas bagi seseorang. Awalnya, sahabat saya itu menunjukkan fotonya yang menghiasi halaman sebuah surat kabar. Ia meminta saya membaca artikel tentang dirinya dan memberi komentar. Usai membaca dan mencermati artikel itu, saya malah berkomentar diluar konteks. Saya bilang, sebagai public figure, ia tampak biasa-biasa saja. Ia menjadi media darling karena jabatannya. Saya katakan bahwa ia perlu menambahkan sedikit faktor pembeda sebagai "kekuatan" sebagai seorang tokoh publik.

Sambil menikmati sarapan, saya bercerita pentingnya ciri khas dalam kepribadian seseorang. Saya mencontohkan, senior saya, Kak Wahidah Suaib, mantan anggota Bawaslu RI yang konsisten menyukai warna Ungu. Dalam semua kesempatannya, Kak Wahidah tak pernah meninggalkan warna Ungu. Bagi saya, saat ini adalah Ungu adalah Kak Wahidah.

Ciri khas yang ditampilkan Kak Wahidah dalam contoh diatas membuat ia berbeda. Menurut saya, ciri khas menjadi penanda karakter dari seseorang. Maka itu, penting bagi seorang public figure mempunyai ciri khas. Bahkan seorang Presiden Jokowi juga punya ciri khas dengan kemeja putih lengan panjangnya yang digulung tanggung.

Pun begitu, saya sejak lama juga membangun kekhasan. Saya, misalnya, mengumpulkan puluhan baju/kemeja bermotif loreng. Saat ini saya sedang mengumpulkan kaos bertuliskan "Indonesia" sebagai wujud kecintaan saya pada negara saya ini.

Kekhasan ini tentu menjadi penting untuk para pemimpin. Saya meyakini, para pemimpin lahir karena kekhasannya. Mana ada pemimpin yang lahir dari hal yang biasa. Bahasanya saya, the great leader is an extraordinary people, not ordinary people. Nah, kalau mau sukses ya harus punya sesuatu yang khas. Tak sekedar jadi follower atau sama sekali tak punya identitas (faktor pembeda). Selamat pagi!!!

No comments:

Post a Comment