Sunday, 29 September 2013

Lagu Yang Pas (Buat Saya)


Sebagaimana orang kebanyakan, saya termasuk kelompok manusia yang tidak punya talenta untuk menyanyi. Maka itu, sejak SD saya selalu tersisih urusan menyanyi. Pernah, ketika waktu di SD (saya lupa kelas berapa) saya terpaksa dikeluarkan dari kelas gara-gara karena suara saya, vokal grup yang menyanyikan lagu Indonesia Raya, rusak. Sial!

Tapi walaupun tidak bisa menyanyi, saya paling suka mengamati lirik lagu. Dulu, saya sering berjam-jam merenungi lirik lagu yang dibuat Ahmad Dhani (Dewa 19) atau Slank. Saya terkesan dengan lirik lagu Cinta kan Membawamu Kembali yang ditulis Dhani atau lirik Anyer 11 Maret yang ditulis Indra Q pentolan Slank.

Dua lirik lagu itu seringkali menjadi inspirasi saya di masa remaja. Nah, benang merah antara tidak bisa menyanyi dan menyukai lirik lagu membuat saya menjadi sosok yang unik. Saya kemudian memutuskan untuk lebih konsentrasi menulis puisi. Alasannya sederhana saja. Karena saya suka menulis lirik-lirik (yang bukan lagu) tapi juga tidak bisa menyanyikannya, maka saya memilih menjadikannya puisi saja. Pas bukan?

Nah, soal menyanyi ini kemudian menjadi persoalan serius juga ketika saya makin banyak punya pergaulan. Bayangkan saja, jika diajak teman-teman ke tepat karaoke, tentunya ya harus menyanyi. Dan ini yang saya sering tak bisa. Belum lagi kalau pergi ke tempat pesta pernikahan atau pertemuan yang besifat entertainment. Sesi menyanyi merupakan sesi yang tak bisa saya nikmati.
Saya mending disuruh pidato atau berorasi soal politik ketimbang disuruh nyannyi. Masalah tak bisa menyanyi ini saya sampaikan pada isteri. Nah, isteri saya bilang, agar saya menetapkan saja satu lagu yang bisa saya nyanyikan kapan pun. Dia memberi argumentasi lagu-lagu yang cocok dengan karakter suara saya.

“Misalnya lagu yang dibawakan Iwan Fals,” kata isteri saya.
Saya diam. Saya memang tidak begitu suka dengan Iwan (dan lirik-lirik lagunya).
“Asal jangan lagu Once saja, bisa putus itu pita suara,” kata isteri saya lagi (sambil tertawa).

Saya diam. menyandingkan suara sumbang saya dengan suara Once ya sama saja dengan urusan Malaysia ngajak perang sama Indonesia. Tak imbang bos.

Setelah berpikir-pikir lama, isteri saya kemudian menemukan sebuah lagu. Judulnya “Kehilangan”. Ketika mendengar lagu ini dari Blackberry isteri, saya langsung suka. Dua-tiga kali saya dengar dan cermati lirik lagu ini. Hingga akhirnya saya memutuskan mem-bluetooth-kan lagu itu ke Blackberry saya.
“Akhirnya ini lagu yang pas,” kata saya bersemangat.
Nah, kini saya berusaha keras menghapal lirik dan mencoba melafalkan lagu milik Firman ini. Ini dia liriknya:
Ku coba ungkap tabir ini
Kisah antara kau dan aku
Terpisahkan oleh ruang dan waktu
Menyudutkanmu meninggalkanku

Ku merasa telah kehilangan
Cintamu yang tlah lama hilang
Kau pergi jauh karena salahku
Yang tak pernah menganggap kamu ada

Asmara memisahkan kita
Mengingatkanku pada dirimu
Gelora mengingatkanku
Bahwa cintamu telah merasuk jantungku

Reff:
Sejujurnya ku tak bisa
Hidup tanpa ada kamu aku gila
Seandainya kamu bisa
Mengulang kembali lagi cinta kita

Takkan kusia-siakan kamu lagi
Kembali ke Reff
Sejujurnya ku tak bisa
Hidup tanpa ada kamu aku gila
Takkan kusia-siakan kamu lagi
Firman sendiri saya sebenarnya tidak pernah tahu siapa dia. Isteri saya cuma bilang dia jebolan Indonesian Idol. Tapi saya memang tak pernah hobi nonton kontes penyanyi ala SMS itu, ya tetap tak mudeng. Nah, sembari mencari-cari lirik lagu “Kehilangan” itu, saya kemudian mencari nama Firman. Alamak, saya baru tahu bahwa Firman itu rupanya bermarga Siagian. Dia mantan vokalis grup band The Fly. Saya juga agak nggak mudeng dengan The Fly, yang saya pernah dengar vokalis The Fly yang sebelumnya si Bjah merupakan pacar artis perempuan yang foto-foto mesumnya sempat tersebar di internet.
Ah, soal si Bjah itu sudahlah. Yang penting saya kini dapat lagu pegangan yang pas. Betul kan!
9 September 2010

No comments:

Post a Comment