Tuesday 28 August 2012

Riwayat Ciuman

Ketika membuka-buka file di laptop, saya menemukan sebuah artikel soal ciuman. Saya jadi teringat Tukul Arwana yang diprotes gara cium pipi kanan, cium pipi kiri (cipika cipiki) di Empat Mata. Tapi saya juga jadi teringat ciuman pertama (first kiss) saya dengan seorang “teman” wanita. Seingat saya, dari begitu banyak wanita yang pernah saya cium (hehehehe), kejadian ciuman pertama saya (tentunya ciuman di bibir ya, kalau cium pipi sih udah sering sama emak saya) terjadi di gedung bioskop President Theather, Deli Plaza sekitar tahun 1994.

Saya lupa film apa yang saya tonton ketika itu. Tapi, saya bersama “teman” wanita saya nonton film pada sebuah malam minggu. Waktu itu, saya masih duduk di bangku kelas 2 SMAN 11 Medan. “Teman” wanita saya bernama J (ntar kalau nama lengkapnya saya beritahu, teman-teman dekat saya pasti kenal, malu mbok!). Dia lain sekolah dengan saya. Tapi kami berkenalan karena temannya dia juga teman saya. Maka jadilah first date kami pada malam minggu itu.

Saya mengajaknya nonton di President Theather yang ketika itu menjadi gedung bioskop paling mantap di Medan. Setelah belanja makanan di restoran Kalasan yang ada di depan President Theather, kami pun bergerak masuk ke gedung bioskop. Ketika film diputar, kami mulanya cuma pegangan tangan. Tapi lama kelamaan tangan saya mulai jahil. Bibirnya saya elus-elus. Akhirnya, terjadilah kejadian itu. Saya menyerahkan bibir saya yang masih “perawan” itu untuk diciumnya (atau saya yang menciumnya, gak tahu lah mana yang benar). Kacaunya, saya tak tahu juga bagaimana caranya ciuman, apalagi yang model french kiss. Pokoknya asal sosor saja waktu itu. Mau tabrakan bibir, mau tabrakan gigi, mau laga lidah, pokoknya hajar saja lah. Jadi intinya, saya cuma ikut insting saja waktu itu. Usai nonton film dan dalam perjalanan pulang, saya merasakan kemenangan yang hebat. Saya berhasil mencium “teman” wanita itu. Tapi yang membuat saya jadi nelangsa ketika saya bertanya pada J.

“Tadi itu ciuman pertama kamu, ya?” saya.
J hanya tersenyum. Wajahnya memerah dan tertunduk. Saya memandangi wajahnya yang cantik itu dengan rasa cinta dan kemenangan yang dalam. Dalam hati saya bilang, wah ini baru hebat, saya berhasil menjadi first kiss cewek ini. Mantap! Tapi apa jawabnya?

“Sebenarnya nggak kok. Aku udah pernah ciuman dengan beberapa cowok,” kata J.

Hueeekkk......saya mau muntah. Buset, ternyata saya yang dipecundangi. Akhirnya setelah pertemuan malam itu, saya tak lagi pernah bertemu J. Hingga kini.

Melengkapi soal ciuman ini, saya lampirkan artikel soal riwayat ciuman dari tabloid Senior. Semoga bermanfaat.

Mengapa kita mencium? Jika Anda melihat seekor induk burung sedang memberi makan anaknya, Anda akan sadar bahwa kegitan yang disebut mencium antara mulut yang satu dengan yang lain bermula dari cara kuno yang dilakukan induk burung saat memberi makan anaknya.

Dalam beberapa kebudayaan, ada kebiasaan seorang ibu mengunyah makanan terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada bayinya. Gaya khas mencium ini didorong oleh perasaan cinta mendalam saat mulut beradu. Secara teknis, ciuman mulut dilakukan dengan membuat kontraksi pada dua otot orbicularis di bibir saat bibir-bibir itu diadu.

Saat seorang bayi lahir, dia akan mengisap payudara si ibu tanpa perlu diajari. Teknik yang digunakan nyaris sama dengan mencium. Artinya, ciuman adalah insting dasar manusia.

Banyak penelitian menegaskan bahwa wanita ternyata lebih menikmati ciuman lebih lama daripada pria. Itulah kenapa para wanita lebih mudah mengingat pengalaman ciuman romantis mereka yang pertama kalinya daripada pria.

Istilah kiss yang artinya mencium dalam bahasa Indonesia berasal dari Inggrus kuno, cyssan, yang muncul sebelum abad XXV.
Ciuman Perancis - French Kiss; Awal Tahun 1920-an

Istilah French Kiss pertamakali diketahui di Inggris pada tahun 1920-an. Aktivitas ini ditandai dengan membuka mulut masing-masing lalu dengan bergairah mengadu lidah satu sama lain.

Kata Perancis (French) disebutkan di sini bukan karena ciuman dengan lidah ini adalah ciuman khas Perancis. Ciuman semacam ini bisa kita temukand alam berbagai budaya, entah disebut ciuman lidah, cium basah, atau soul kissing. Orang-orang Amerika dan Inggris menamakannya demikian karena menganggap orang-orang Perancis sangat liberal dalam hal kegiatan seks.

Tidak heran pula ada banyak istilah seks dikaitkan dengan Perancis (French). Ada French Disease (sifilis), French Love Letter (kondom), Frenching (oral seks), French Woman (pelacur).

Ciuman Romantis, Awal Mula Bangsa Eropa

Tidak semua budaya memiliki gaya bercium romantis. Ciuman mesra di depan umum ini tampaknya bermula dari kebudayaan awal mula orang-orang Eropa. Setidaknya hal ini bisa dilacak dari teks dan literatur yang ada.

Orang-orang Teuton, Jerman, Yunani, Romawi, dan juga klan Semit yang memulai mengembangkan gaya ciuman romantis. Kelompok orang-orang ini lalu menyebar ke mana-mana.

Orang Cina kuno danJepang tentu saja juga melakukan ciuman, tetapi dengan malu-malu karena tidak mau ketahuan orang lain. Ciuman adalah kegiatan pribadi antara dua orang dan tidak layak untuk didiskusikan, apalagi ditulis.

Saat orang Eropa mlai mengunjungi wilayah Timur di abad XVI, orang-orang Cina dan Jepang sempat terkejut serta merasa luar biasa dengan kebiasaan orang Eropa yang tidak malu-malu bericuman di depan publik.

Pada pertengahan abad XIX, saat bahasa Cina mulai diterjemahkan ke bahasa Barat, mulailah ditemukan tulisan baru yang menggambarkan gaya ciuman romantis.

Ciuman ala Eskimo

Gaya mencium dengan menempelkan hidung satu sama lain bermula dari kebiasaan yang dilakukan oleh orang Polinesia, sebagian Asia, Afrika dan Eskimo artik. Orang Eskimo malah melakukannya dengan cara menempelkan mulut dan hidung di pipi sambil menghirup udara. Mereka saling membaui satu sama lain. Dalam kasanah bahasa Eskimo, kata "mencium" justru punya arti "membaui". Tidak heran bila dalam industri parfum, bau memberikan kesan erotis tesendiri karena dijual dan diperdagangkan.

Bahkan, dalam kebudayaan Semit pernah diceritakan saat Iskak meminta Jakub menciumnya sebelum memberkatinya. Meskipun sebenarnya Iskak bermaksud hendak membaui apakah benar yang dimintanya itu Esau, kakak Jakub. Sayang, karena Jakub lebih cerdik, dengan baju kulit yang dikenakannya, Iskak terkelabui, sehingga berkat datang pada Jakub (Kitab Kejadian, 27:27).

Ciuman Pipi

Orang-orang wanita indian Amerika Utara melakukan ciuman ini dengan cara menempelkan bibir dengan rileks ke pipi seorang laki-laki tanpa gerakan lain atau suara tertentu. Maksudnya tidak lain adalah hendak merasai bau si pria.

Ciuman Tangan

Ciuman tangan mulai muncul di beberapa wilayah di bagian India dan Arab Peninsula. Di budaya tertentu malahan kebiasaannya lain lagi. Orang mencium tangannya sendiri kemudian menempelkannya ke dahi orang lain. Kebudayaan lain menceritakan hal yang lain lagi, saat dua orang pria bertemu mereka akan memberi salams atu sama lain dengan cara mencium secara cepat punggung tangan satu sama lain. Di Eropa, ciuman tangan pada seorang wanita dikenal dengan sebutan Handkiss.

Selama abad pertengahan, beberapa rabi di wilayah Timur mengadopsi kebiasaan menggunakan sarung tangan tipis, entah itu di musim salju ataupun panas, untuk menghindari gairah atau birahi. Sarung tangan digunakan untuk menghindari gejolak yang mungin timbul saat bertemu seorang wanita. Kebiasaan mereka justru si wanitalah yang mencium pungugng tangan pria.

Ciuman Mengisap Bibir

Orang-orang India memiliki bentuk ciuman yang lebih dahsyat lagi, yakni cara mencium dengan mengisap bibir orang yagn dicium secara bergairah. Dalam Kamasutra, hal semacam ini diajarkan. Cara ciuman ini persisnya adalah ketika pria mengisap bibir atas wanita, si wanita sebaliknya mengisap bibir bawah si pria. "Kumakan kau", kata mereka satu sama lain. Faktanya, beberapa binatang, khususnya serangga betina, akan memakan pasangannya setelah melakukan hubungan seks.

Ciuman Seremonial

Odysseus, seorang pejuang dari Yunani, ketika pulang dari pengembaraannya yang panjang, seorang temannya menciumnay di kepala, tangan, dan bahu. Beberapa bad sesudahnya, ciuman antara pria semacam menjadi kebiasaan yang dilakukan antara seorang uskup dan pastor. Seorang uskup akan mencium pastor yang baru ditahbiskan dan pastor tersebut akan mencium kaki Sri Paus.

Orang-orang Katolik Roma melakukan kebiasan mencium altar, reliqui atau benda yang ditinggalkan oleh para kudus, luka-luka pada patung Jesus, dan saudara-saudara mereka yang meninggal. Orang Yahudi punya kebiasaan mencium Kitab Taurat, tetapi tidak pernah mencium saudara mereka yang sudah meninggal. Selama abad pertengahan, seorang ksatria akan dicium oleh ksatria yang lebih tua, bahkan kadang-kadang oleh raja, setelah dilantik.

Ciuman tangan, khususnya antara lelaki, adalah sebentuk sikap menghormati. Menurut salah satu legenda Kristen, acara mencium kaki atau tumit Sri Paus sebenarnya adalah bagian dari gaya ciuman tangan. Cerita berkembang, di abad VII, diceritakan seorang wanita yang sedang bergairah tidak hanya mencium tangan Sri Paus, melainkan juga mengisap jari-jari sang pemimpin umat Katolik sedunia ini dengan dahsyatnya.

Tentu saja orang yang dianggap suci ini terkejut sekali. Lalu selanjutnya agar tidak berlanjut, Paus mengumumkan bahwa ciuman tangan ini diganti dengan ciuman kaki. Sementara dalam legenda lain menyebutkan adanya kebiasaan mencium kaki raja.

Ciuman Kupu-Kupu

Beberapa kebudayaan memiliki kebiasaan yangl ebih aneh lagi saat dua orang dimabuk cinta. Caranya dengan mengedipkan bulu mata ke pipi pasangannya. Mengadu bulu mata disebut double butterflu.

Ciuman kupu-kupu ini mengadopsi cara ciuman serangga, yakni dengan menempelkan antenanya ke pasangannya. Namun, tentu saja dua orang yang sedang jatuh cinta bisa saja membuat bentuk ciuman yang lain lagi.

Mau bereksperimen?

Sumber: Tabloid Senior

No comments:

Post a Comment