Sok paten itu ketika aku punya rencana
Mengawinimu di tanggal tua
Maka ku datangi kau sore itu
Dari tempat nongkrongku di Sambu
Aku liat puncak-puncak Hotel Belinun
Disana kau berdiri di lantai tiga di salah satu jendela
Tatapan matamu kayaknya memanggilku
Aku tak tahan
Kuhitung ada dua ribu hasil mencalo Sudako
Cukuplah untuk membelikanmu sebotol bir
Aku yakin kau suka
Dan kita bercinta
Aku preman Sambu dan Hotel Belinun itu istana kita
Zaman memang memaksa kita menjadi tua
Tapi sungguh tidak ingatanku
Setiap kali kulewati jalan rusak penuh sampah sisa pedagang disana, aku teringat padamu
Perempuanku, kau dimana sekarang?
Kalau kau masih hidup dan tidak sakit-sakitan akibat sipilis, tentu kau juga setua aku
Cinta kita memang lawak-lawak. Aku preman dan kau Lonte. Tapi cerita kita cerita cinta yang tetap pantas diceritakan pada siapapun karena kita memang punya cinta
--tasbih, 13 november 2014
No comments:
Post a Comment